Di Perjalanan Mneuju Puncak Gungung Ile Ape, Lembata, NTT |
Masa
muda adalah masa yang paling menggebu-gebu, kata Bung Roma Irama.
Bagaimana tidak, masa muda dengan kondisi yang masih labil akan
memungkinkan untuk melakukan banyak hal. Jika tidak dikontrol dengan
baik maka masa muda akan dibuang begitu saja, banyak yang terjerumus
dalam dunia hitam narkoba, tidak sedikit yang menghabiskan masa muda
dalam jeruji besi. Dan banyak juga yang memanfaatkan masa muda kepada
hal-hal yang positif, seperti bergabung dengan komunitas-komunitas
sosial, mengikuti berbagai even nasional maupun internasional,
mengunjungi berbagai tempat, menikmati kekayaan alam Indonesia raya dan
banyak lagi cara orang-orang memanfaatkan masa mudanya.
Jika
masa muda hanya disibukkan dengan aktivitas di rumah, kampus dan
pustaka. Rutinitas hanya belajar saja tanpa mau bersosialisasi dengan
banyak orang, sayang sekali. Masa muda seperti itu sepertinya sangat
memprihatinkan. Albert Einstein saja tidak begitu belajarnya. Waktu untuk
berpergian selalu dia sisihkan.
Ilmu
yang kita dapat dari buku hanya beberapa persen saja, itupun kebanyakan
teori doang dan kadang fakta sebenarnya tidak seperti itu. Lalu dimana
ilmu yang sebenarnya? Di alam bebas, di lingkungan sosial, dan di
berbagai tempat. Jika tidak mau menyesal di hari tua maka carilah ilmu
di alam bebas. Tidak hanya itu, kitapun bisa langsung mempraktekkannya.
Caranya gimana? Berpergian dan bertualang.
Bertualanglah.
Nikamati indahnya alam semesta. Tak perlu jauh. Yang penting bergerak
dari tempat semula. Pergilah ke tempat-tempat yang jarang di kunjungi
oleh orang lain dan dokumentasikan. Lalu ceritakan. Mumpung masih muda,
belum ada yang melarangnya. Jika sudah punya istri apalagi anak maka
peluang untuk bertualang semakin kecil. Sudah pada sibuk ngurusin istri,
kalau sudah punya anak udah sibuk antar-jemput anak ke sekolah. Maka
bertualanglah mumpung masih ada waktu luang.
Tidak
semua orang suka, banyak yang tidak berani apalagi mau untuk
bertualang. Alasannya bayak sekali,mulai tidak ada waktu, uang, gak ada
teman dan sampai tidak diberi ijin oleh orang tua. Padahal dengan
bertualang kita bisa mendapatkan ilmu baru, teman baru dan suasana baru.
Bisa menghilangkan stres dan jenuh akibat rutinitas kuliah atau
pekerjaan yang itu-itu aja, bahkan justeru sangat membosankan.
Banyak
hal-hal yang kita anggap tabu dulunya setelah bertualang akan menjadi
hal yang biasa dan lumrah. Karena saraf otak sudah mulai terbuka dan
dipaksa untuk berpikir. Dunia ini luas sekali. Alamnya bagaikan surga.
Tidak mau main-main di tanah surga?.
Okelah.
Gak perlu keliling Indonesia yang terlampau luas. Daerah kita sendiri
aja belum habis dikunjungi. Apalagi nusantara yang luas ini, belum lagi
keliling dunia. Menjadi katak dalam tempurung sangat tidak mengenakkan.
Terasa dunia ini kecil sekali. Padahal kalau mau bertualang akan terasa
sangat luas alam ini.
Tidak
mesti sekarang, nanti jika sudah mulai cukup uang, punya kesempatan.
Bertualanglah. Kampung itu tidak akan lari, tidak perlu pulang kampung
seminggu sekali, belajarlah dari luasnya alam ini, belajarlah dari
masyarakat yang berbeda dari kita, belajar banyak hal yang belum dan
bahkan tidak pernah kita lihat sebelumnya.
Dan, mari bertualang sebelum istri kita melarangnya. :D
#Banda Aceh, 20 Agustus 2015.
Gadis Petualang adalah pilihan yang tepat..
BalasHapusHaah.. IYa. betul sekali itu.
Hapusjodoh sudah diatur, dapat yang suka berpetualang atau yang suka di rumah saja ya itu sudah menjadi amanah :D
BalasHapus