Home » , , , , » Film Assalamualaikum Beijing: Emosiku Tidak Berhasil Dipengaruhinya

Film Assalamualaikum Beijing: Emosiku Tidak Berhasil Dipengaruhinya

[habadaily.com]
Dalam beberapa Minggu ini media sosial sibuk memberitakan film yang berjudul: Assalamualaikum Beijing”. Ada apa dengan film ini? Apa istimewanya sehingga banyak yang memberitakan dan mempromosikan sehingga harus nonton?. Aku penasaran.

Assalamualaikum Beijing adalah film fenomenal yang sarat makna dan hikmah. Film yang mengambil syuting di kota Beijing ini telah menghipnotis banyak orang untuk menontonya di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Film yang digarap dari novel Asma Nadia ini didalamnya memiliki banyak pelajaran hidup tentang kekuatan sebuah cinta. Film yang mengisahkan perjalanan seorang wanita tegar bernama Asmara yang meyakinkan penontonnya bahwasanya cinta sejati itu ada dan pasti akan bertemu.

Kemarin, hari Sabtu aku dan teman-teman menentonnya di Banda Aceh. Kotaku memang tidak memiliki bioskop namun karena animo masyarakat untuk nonton film ini sangat tinggi maka salah satu perusahaan event organizer bekerja sama dengan Maxima Pictures membuat bioskop dadakan yang bertempat di Amel Convention Hall. Sebuah inisiatif yang mulia dan memberikankan manfaat bagi masyarakat Banda Aceh yang haus akan bioskop dan tontonan yang berkualitas.

Aku datang lebih awal pukul 16.00 WIB, di tiket tertera pemutaran pada pukul 16.30 WIB yaitu sesi ke-IV, lama menunggu akhirnya panitia mempersilahkan kami masuk ke gedung. Sambil menunggu pemutaran film yaitu pada pukul 17.00 WIB kami disuguhi oleh rayuan panitia berulang-ulang yang mengiklankan Film ini, wajar karena terlihat banyak sekali kursi yang masih kosong. Awalnya agak sedikit kecewa dengan panitia pelaksana, bagaimana tidak film telah berlangsung 5 menit namun panitia masih saja asik buka-tutup pinta masuk yang membuat kenyamanan penonton terganggu oleh cahaya dari luar. Tetapi hal itu berhasil di atasi dan kenyamanan pun mulai kami dapatkan.

Berusaha mengamati seisi gedung, wahhh rupanya manyoritas penonton adalah perempuan, minim sekali laki-laki, aku tidak tahu kenapa. Sepulang dari nonton, aku menyempatkan diri untuk bertanya kepada beberapa teman yang tidak ikut nonton perihal kenapa tidak mau menonton film ini?? Mereka manyoritas menjawab film ‘Assalamualaikum Beijing’ tidak jauh beda dengan sinetron dan drama Korea. Hahh. Masa sih?. Aku sangat memaklumi jawaban itu karena teman-teman ini lebih menonjolkan jiwa kelelakiannya, mereka lebih suka nonton film laga yang gak cengeng.

Film Assalamualaukum Beijing adalah film yang bagus sehingga menyedot banyak penonton, yaa aku sepakat. Namun aku ingin melihatnya dari sisi yang berbeda. Setelah menonton film ini selama 90 menit: filmnya biasa saja, alur ceritanya tidak begitu menarik dan terlihat datar apalagi film ini tidak berhasil mempengaruhi emosi aku. Ya. Memang banyak ilmu, manfaat dan kata-kata indah berkualitas yang dapat diambil dari film ini. Kalau boleh jujur aku memilih untuk nonton film ini karena iklannya yang sangat masif dengan postingan kata-kata indahnya di media sosial. 

Kalau boleh membandingkan, dari sekian banyak film Indonesia yang aku tonton, cuma film ‘Ketika Cinta Bertasbih dan Laskar Pelangi’ yang menurut aku sangat luar biasa. Dua film ini berhasil mempengaruhi emosi aku. Aku telah menontonya berulang kali dan tidak pernah bosan karena alur ceritanya menarik dan mampu mempengaruhi emosi para penontonnya. Lalu bagaimana dengan film Assalamualaikum Beijing? Ya. Cukup sekali saja aku menontonnya. 

Ini adalah sudut pandang dari sisi yang berbeda. Menurut aku! Mungkin menurut orang lain film ini sangat luar biasa, terserah. Setiap orang punya cara tersendiri dalam melihat sesuatu dan segala resikonya.

Assalamualaikum Banda Aceh.

#Darbe. 25 Januari 2015

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar