Home » , , » Jerman, Jokowi dan Gaza

Jerman, Jokowi dan Gaza

Semua pada sibuk ngurusin isu-isu terkini. Dimana saja, tak peduli tempat dan waktu; kampus, terminal, kantor, halte, bus, dan warung kopi, semua orang membahas, berdebat, memuji dan menghujat sesuatu yang mereka dukung maupun yang tidak mereka dukung. Ok. Itulah hidup, penuh dengan dawa-dawi dan warna-warni, masing-masing mempertahankan apa yang menurut mereka benar.

Dalam bulan Ramadhan ini, ada tiga isu besar di kalangan masyarakat Indonesia yaitu Piala dunia, pemilihan Presiden, dan seranggan Israel terhadap Gaza. Ketiga isu ini senter dibicarakan oleh setiap lapisan masyarakat mulai dari anak kecil, remaja, dewasa dan orang tua.

Piala dunia

[sport.bisnis.com]
Piala dunia yang dilaksanakan di Brazil menjadi pusat perhatian semua orang, tua maupun muda. Perhelatan 4 tahunan yang berakhir 14 Juli kemarin telah menghabiskan banyak energi dan waktu bagi semua orang, bagaimana tidak petandingan kebayakan dilaksanakan  pada jam 03.00 WIB (dini hari). Biasanya dimalam hari pada bulan suci Ramadhan mushala-mushala dipenuhi oleh orang yang tadarus, sambung-menyambung ayat suci Al-Quran yang dimulai setelah Sholat Taraweh dan berakhir pada saat Imsak. Lalu, piala dunia telah merampas waktu ibadah semua orang. Maklum dan sedih, Ramadhan setahun sekali sedangkan Piala dunia empat tahun sekali. 

Alhamdulillah, piala dunia sudah usai. Jerman berhak menjadi kiblatnya sepak bola dunia. Jerman menang atas Argentina dengan susah payah. Jerman menangis haru, Argentina menangis pilu namun tetap berbesar hati dengan mengakui kekalahan dan memberi pujian kepada tim yang menang. Sampai berjumpa di Rusia 2018.

Pemilihan Presiden

[birokrasi.kompasiana.com]
Pada 9 Juli silam, seluruh masyarakat Indonesia telah memilih calon Presiden Republik Indonesia ke-7. Cuma ada dua calon, dimana keduanya merupakan orang-orang yang peduli dan ingin memajukan bangsa dan seluruh rakyat Indonesia. Karena hanya dua calon sehingga membuat persaingan sangat ketat dan sengit. Seluruh masyarakat was-was plus dek-dekan, apalagi tim sukses kedua calon tersebut, mereka tidak sabar menunggu hasil akhirnya. Setelah pemilihan Presiden ada banyak sekali lembaga survei yang telah mengumumkan hasil Quick Count yang mereka buat. Kubu Jokowi yang pertama kali menyatakan mereka adalah pemenangnya sekalipun hanya berpatokan dari hasil Quick Count yang dibut oleh lembaga survei tersebut. Kubu Prabowo pun tidak mau kalah dan ikutan menyatakan mereka adalah pemenangnya. Lalu, kalau kedua-duanya menang, yang kalah siapa? Pastinya seluruh rakyat Indonesia yang di PHP-kan oleh lembaga survei dan para calon Presiden. Yang pasti, hasil resminya akan diketahui pada tanggal 22 Juli mendatang, bukan lembaga survei dan calon presiden  yang mengumumkan tetapi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah KPU mengumumkan, baru rakyat Indonesia tau siapa Prsiden mereka yang baru, orang yang akan mengurus Indonesia 5 tahun kedepan. Calon yang kalah harus berbesar hati dan yang menang jangan sombong.

Gara-gara Pilpres, banyak orang mendapatkan banyak uang, tidak sedikit pula yang kehabisan uang. Ada bayak yang mendapatkan teman baru, banyak juga yang mendapatkan musuh baru. Plus-minusnya pasti ada. Perbedaan padangan dalam melihat calon Presiden semestinya tidak membuat kebersamaan dan silaturrahmi kita berantakan, perbedaan ini justeru harus dijadikan pengalaman dan pendidikan politik yang sehat. Pertarungan yang sebenarnya terjadi di kalangan elit partai dan tim sukses di ring 1 dan 2 bukan pada kalangan bawah yang tidak tau apa-apa, jangan sampai kita yang tidak masuk dalam tim sukses menjadi korban dalam permainan politik ini.

Jadi, kita yang berada dikalangan bawah, saya pikir tidak perlulah sampai berdarah-darah mempertahankan calon yang kita dukung baik Jokowi maupun Prabowo. Semoga saja siapa pun yang menang nanti kita harus menerimanya dengan lapang dada dan doakan semoga presiden kedepan bisa dan mampu memimpin bangsa Indonesia yang sangat majemuk ini dengan baik. Semoga saja bisa. Amin

Gaza

[shintanonasinta.wordpress.com]
Israel kembali menggempur Gaza. Alasan Israel menggempur Gaza dengan dalih memburu Hamas, terdapat motif balas dendam terhadap Palestina. Diduga pemicu serangan itu setelah penculikan tiga remaja Yahudi di Tepi Barat pada 12 Juni lalu. Tiga remaja Yahudi itu ditemukan tewas dan Israel menuduh Hamas sebagai dalang di balik penculikan. Semenjak itu Israel dan Palestina kembali memanas. Ini merupakan alasan yang belum terbukti kebenarannya dan pastinya merupakan modus untuk bisa menyerang kembali Gaza. Hampir seratusan warga Palestina yang syahid akibat serangan mematikan Israel dimana mayoritasnya adalah anak-anak. Dunia memantau, dunia tahu dan melihat tetapi dunia diam atas kebiadaban Israel. Negara-negara pendukung fanatik hak asasi manusia pun tidak banyak bicara seolah menutup mata atas kematian ratusan warga sipil Palestina. Apakah warga Palestina bukan manusia yang hak asasi untuk hidupnya tidak dilindungi? Sangat disayangkan tebang pilih hak asasi manusia ini.

Tetapi tidak apa, orang-orang di Gaza tidak pernah menyerah, mereka terus berjuang, mereka yakin Allah akan memberikan kekuatan dan kemenangan kepada mereka, seluruh umat Muslim di seluruh dunia terus membantu mereka, membantu dalam segala cara, memberikan apa yang mereka punya termasuk juga doa. 
                                                ********
OK. Hingar-bingar Piala dunia sudah berakhir. Tanggal 22 Juli penasaran hasil pemilihan Presiden pun selesai dengan ditetapkannya Presiden baru oleh KPU. Sekarang tinggal Gaza-Palestina. Ayo membicarakan Palestina, apa yang bisa kita buat, apa yang bisa kita bantu, langkah apa yang harus ditempuh? Pokoknya apa saja yang bisa bermanfaat bagi seluruh penduduk Palestina karena mereka adalah wakil kita untuk menjaga Masjid Al- Aqsa.

Bulan Ramadhan tinggal hitungan jari, mari kita manfaatkan kemeriahan Ramadhan, kita kembalikan keunikan Ramadhan dengan semua aktivitas yang bernuansa Ramadhan. 

[M. Darmansyah Hasbi]

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar