Home » , , » Kalah dengan Ibu Kota, Lambaikan Tangan Ke Kamera

Kalah dengan Ibu Kota, Lambaikan Tangan Ke Kamera

[Simpang lima, Banda Aceh - Syahrol Rizal]
Ibu kota adalah tempat kedudukan pusat pemerintahan dari sebuah daerah baik itu kecamatan, kabupaten, provinsi dan negara. Ibu kota menjadi pilihan bagi semua orang untuk mengadu nasip, melanjutkan pendidikan, jalan-jalan dan bekerja. Alasannya ibu kota memiliki banyak peluang untuk melakukan hal tersebut. Ibu kota tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai etnis dan latar belakang yang berbeda sehingga ibu kota sering disebut kota heterogen. Banda Aceh adalah ibu kota dari Provinsi Aceh.

Para sarjana yang telah menempuh pendidikan bertahun-tahun di Banda Aceh serasa telah menjadi warga ibu kota ditandai dengan banyaknya dari mereka yang telah memiliki KTP baru di tempat dimana mereka berdomisili, hal ini membuat mereka seperti berada di kampung halaman sendiri. Setelah menyelesaikan sarjananya mereka mulai berfikir, setelah ini mau kemana? Menetap di ibu kota dan mencari pekerjaan atau pulang kampung halaman sebagai pengangguran. Ini sebenarnya adalah dilema yang luar biasa bagai dipaksa makan buah racun, dimakan mati ayah tidak dimakan mati ibu, sebuah pilihan yang sulit. Namun harus memilih.

Kehidupan di Banda Aceh sangat keras, hanya sedikit yang mampu bertahan dan mununda pulang ke kampung halaman. Kebanyakan yang bertahan adalah mereka yang memiliki daya juang tinggi, berani menanggalkan rasa gengsi dan selalu bekerja keras dalam kondisi apapun. Tidak sedikit yang memilih menyerah dan pulang kampung. Kebanyakan yang pulang kampung karena tidak mendapatkan perkerjaan di Banda Aceh dan memilih bekerja di kampung membantu orang tua di sawah atau di kebun. Namun tetap memiliki kesibukan sekalipun penghasilannya hanya sedikit tetapi bisa berhemat.
                                                  *****
Ada yang mengatakan “Banda Aceh itu tempat berkumpulnya semua uang yang ada di Aceh, maka cari dan ambil uang itu” artinya tetap mengadu nasip di ibu kota. Dewasa ini pekerjaan mulai sulit didapatkan, ada banyak sekali lowongan pekerjaan namun tidak sesuai dengan bidang ilmu yang diempu. Pengangguran terbanyak adalah para sarjana padahal mereka memiliki ilmu dan pengalaman yang tidak sedikit, namun kenapa masih menganggur? Hal ini terjawab karena kebanyakan sarjana masih pilah-pilih pekerjaan. Mau pekerjaan yang enak dengan gaji yang besar. Berbeda dengan mereka yang tidak sarjana, dengan bermodalkan semangat dan sedikit skil mereka mau melakukan apa saja yang penting bisa mendapatkan penghasilan yang halal.

Mengutip dari pernyataan teman “jaman sekarang, kalau masih menaruh rasa malu dan gengsi di badan maka kita akan mati kelaparan”. Kata-kata ini menjadi inspirasi buat saya sendiri. Sekolah tinggi-tinggi belum tentu akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sejatinya tujuan sekolah adalah hanya untuk merubah pola pikir saja, memperoleh sedikit ilmu supaya tidak ditipu oleh orang lain. 

#Darbe. 2 Juni 2015

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar