Home » » Moto Ijo! Kami Merindukanmu

Moto Ijo! Kami Merindukanmu

[Moto Ijo anak PPG Unsyiah]
Bue...bue..buee...!!. Teriakan ini sudah hampir menjadi budaya ketika moto ijo datang. Suara gas mobil sepertinya memang disengaja dikencangkan ketika menuju komplek asrama. Apa yang istimewa dari moto ijo? sepertinya tidak ada, namun moto ijo merupakan ujung tombak dari aktivitas hidup kami, tanpa moto ijo kami semua akan mati. Kenapa?.

Moto ijo adalah mobil yang digunakan oleh pihak catering untuk mengantar kebutuhan makanan mahasiswa PPG setiap harinya. Kenapa kami menyebutnya moto ijo? Karena mobil ini warnanya adalah hijau (ijo). Menurut informasi yang kami terima bahwa catering yang selama ini mengurus kami, pekerjanya adalah para janda dan anak yatim. salut. Luar biasa nurani pemilik catering dan patut diacungkan jempol tinggi-tinggi atas kebaikannya. 

Selama tiga bulan ini catering moto ijolah yang bertanggung jawab atas kebutuhan makanan kami, banyak sekalai kesan yang kami dapat dari moto ijo selama ini, mulai dari menu enak sampai tidak enak. Menu ikan sampai ayam. Semua aktivitas moto ijo akan berdampak kepada kami. Ketika menunya biasa-biasa saja, maka nasi selalu lebih. Ketika menunya ayam, maka nasi selalau kurang, fenomena ini masih misteri yang belum terungkap di kalangan kami sehingga banyak  kawan-kawan yang bilang “gara-gara manok hansep bue” dan ini adalah fakta yang unik. Ketika menunya ayam maka pasti ada beberapa teman yang menjadi korban dari ayam (hansep bue).

Moto ijo sering menjadi alibi ketika kami terlambat masuk kuliah, ketika dosen tanya “kenapa kalian terlambat? Kami pasti mejawab “makan paginya terlambat datang pak”. Ya, kadang-kadang makanannya memang terlambat diantar tapi tidak setiap hari juga terlamabat. Efek dari kekecewaanlah yang membuat kami selalu mengkambing hitamkan moto ijo.

Pada suatu siang, kami pulang kuliah, bisa dibayangkan bagaimana keadaan perut kalau siang hari, kira-kira pukul 13.15 WIB. Semua wajah berkerut, jarang dijumpai orang tersenyum, banyak yang banting pintu juga teriak-teriak, maklum insting LAPAR. Suara moto ijo berbunyi,....brummm..brumm..bruuuuuuum..rrr.  Mulai terdengar suara sangat keras “bue..buee..bue.. moto ijo katrok”. Semua berlarian ke lantai satu untuk mangambil nasi tanpa memperdulikan pembagian per lorong atau per jurusan. Pokoknya suasananya lucu banget, dan ini menjadi sebuah hiburan bagi kami. 

Biasanya, kalau teman sedang tidak berada di asrama (belum pulang), teman sekamar mengambil jatah teman tadi untuk disimpan dan akan dimakan ketika teman itu pulang. Suatu siang ada salah seorang teman yang lain tidak kebagian nasi, kebetulan dia punya badan besar, suaranya juga besar, “mana nasi? aku gak kebagian, aku grebek semua kamar nanti” teriak teman ini. Tidak lama kemudia, tiba-tiba nasi sudah ada didepan ruang tamu, kami tidak tahu siapa yang menaroknya. Hal ini juga menjadi bahan lelucan bagi kami.

Banyak sekali cerita tentang moto ijo. Dia selalu dipuji dan juga selalu dimaki tapi lebih banyak dimakinya. Moto ijo banyak membuat kami belajar; terutama belajar untuk bersyukur dan bersabar. Moto ijo mangajarkan kami untuk setia kepada kawan, mengajarkan kami peduli kepada sesama. Ketika menu tidak enak, moto ijo mengajarkan kami bagaimana untuk mengingat orang-orang yang belum bahkan tidak bisa makan seperti yang kami makan (orang-orang miskin diluar sana). Moto ijo juga mengajarkan kami untuk kritis, mengajarkan kami menganalisa, mengajarkan manajemen dan banyak sekali pelajaran yang dia berikan. Pastinya otak kami dipaksa untuk berpikir, berpikir negatif maupun positif. Banyak teman-teman yang mau belajar `arti sebuah kehidupan` dari moto ijo dan banyak juga teman-teman yang menyia-nyiakan pelajaran berharga ini namun inilah hidup, penuh dengan perbedaan, penuh warna yang membuat dia lebih indah.

Sekarang, moto ijo tinggal kenangan. Moto ijo tinggal cerita. Moto ijo hanya ada di status facebook, hanya ada dalam gambar dan vidio. Kenapa bisa demikian? Moto ijo kalah bersaing, dia tidak bisa memberikan kepuasan bagi konsumennya. Allah hanya memberikan waktu 3 bulan kepada moto ijo untuk mendapatkan rezeki dari program PPG, pastinya Allah akan memberikan rezeki ditempat lain kepada mereka, kepada bosnya moto ijo, kepada anak yatim dan janda yang mereka pekerjakan. 

Kini, catering baru yang mengurus kebutuhan makanan kami setiap harinya. Mobil yang berbeda, menu yang berbeda dan manajemen yang berbeda pula. Sudah 5 hari, semua berjalan tanpa cerita, tanda tawa, tanpa ada yang unik, semuanya berjalan biasa-biasa saja. Kenapa? Karena semua merasa nyaman, merasa baik-baik saja. 

Kalau boleh jujur, kami sangat merindukan moto ijo. Kami tidak merindukan menu makanannya namun kami rindukan suasana dan keceriaan akibat dari moto ijo. Ketika melihat moto ijo dimanapun dan kapanpun, kami pasti akan teriak memanggil; motoooooo iijooooooo...!!!! 

Untuk mengenang moto ijo, Insya Allah kami akan membuat sebuah film pendek yang berjudul “gara-gara manok hansep bue”. Coming soon. :)

#Darbe. 23 Juni 2014

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar