Home » , , , , » Permainan Masa Kecil, Masih Ingat?

Permainan Masa Kecil, Masih Ingat?

Permainan tradisional
Permainan Masa Kecil 
Usia anak-anak adalah usia bermain dimanapun tempatnya. Bermain adalah hal yang sangat dinikmati oleh anak-anak. Tingkat usia anak juga mempengaruhi jenis permainan yang dimainkan. Bermain merupakan kebutuhan utama anak. Selain belajar, bermain adalah hal yang diperlukan anak sebagai bentuk media sosialisasi anak kepada teman-temannya.

Setiap orang pasti pernah merasakan betapa bahagianya kehidupan masa kecil, kehidupan tanpa dosa dan apa adanya. Pada umumnya masa kecil anak-anak yang berada di perdesan lebih menyenangkan dibandingkan anak di perkotaan karena anak di desa mempunyai lingkungan bermain yang sangat luas dan tidak terikat berbeda halnya dengan anak di kota yang sidikit terikat dan lingkungan bermainnya pun sempit. Hal ini menyebabkan anak desa lebih cepat berinteraksi dengan lingkungan barunya ketimbang anak kota. Kenapa? Karena masa kecil anak desa sudah dilatih oleh alam dimana itu semua akan berefek ketika mereka dewasa nanti. Masa kecil anak yang kurang menggembirakan cenderung akan berefek pada masa ketika anak tersebut dewasa kelak. Sehingga keluarlah istilah yang biasa kita dengar “masa kecilnya suram..!!”.

Nah, mari mengingat masa kecil kita dulu. Permaianan apa yang pernah kita lakukan? Pernah gak kita terapkan kembali atau mengajarkannya kepada adik-adik kita atau anak-anak disekitar kita? Kadang-kadang kita sendiri sudah lupa apa dan bagaimana bentuk permainanya.

Kalau kita mau jujur, masa kecil orang yang lahir dibawah tahun 90-an lebih bahagia, meriah, mengesankan, menyenangkan, dan pastinya masa kecil mereka tidak suram seperti anak-anak jaman sekarang. Kadang-kadang, saya miris melihat anak-anak jaman sekarang yang keasikan main game online dan Playstation. Teknologi sudah merampas masa anak-anak mereka dan sifat individual lebih dimunculkan. Padahal hakikat masa kecil adalah masa dimana seorang anak mencurahkan semua imajinasinya dalam bentuk apapun termasuk fisik dalam hal bermain karena bermain adalah belajar. Di jaman modern seperti ini kita pun harus realistis, tidak bolah juga memaksa anak untuk mengikuti dan melakukan permainan yang pernah kita lakukan dulu karena mereka hidup dijaman yang berbeda namun tidak salah juga mengajak anak untuk melakukan permainan tradisional yang memang bermanfaat dan bisa melatih kecerdasan anak dari permainan tersebut.

Di Indonesia ada banyak sekali permainan tradisional yang masi dilakukan atau yang sudah ditinggalkan dan semuanya itu hanya bisa kita temukan di desa-desa. Kalau di kota sudah jarang sekali kita temukan permainan tradisional tersebut. Setiap orang pasti punya permainan tersendiri di masa kecil, beda orangnya beda pula permainan yang pernah dimaiankannya dulu, itu pun tergantung daerahnya masing-masing.

Ada banyak sekali permainan-permainan tradisional yang pernah saya mainkan dulu, dari sekian banyak itu saya coba menuliskan beberapa saja yang memang sangat berkesan dimasa kecil saya dulu:

1. Layang-layang
Permainan Tradisional
Pada zaman kecil saya, permainan layang-layang kami lakukan sebagai pengisi waktu setelah masyarakat dikampung kami panen padi. Permainan ini kami lakukan ketika pulang sekolah dan kami lebih banyak memainkannya ketika siang atau sore karena anginnya masi sangat bersahabat. Momen main layang-layang yang paling saya sukai yaitu ketika ingin menerbangkan layang-layang dimana satu orang teman memegang layang-layang jauh di seberang sawah dan satu lagi menarik benangnya sambil berlari melawan arah angin. Ketika ada layang-layang yang putus dipastikan kami semua mengejarnya kemana pun dia akan jatuh. Biasanya ketika kami mendapatkan kembali layang tersebut sudah rusak dan robek paling hanya beberapa meter benang dan kerangka layang-layang saja yang bisa kami bawa pulang untuk diperbaiki. Momen ini seru sekali pokoknya.

2. Mobil Rumbia
Mobil Rumbia
penaalfath.wordpress.com
Main mobil-mobilan sangat digemari oleh anak-anak. Anak jaman sekarang, mereka sudah mulai main mobil remote control, mobil canggih yang sudah dibuat oleh orang lain, anak sekarang tinggal membeli dan memainkannya saja. Di masa kecil saya dulu, kami membuat mobil mainan sendiri, mobilnya keren-keren mulai dari mobil sedan, peck-up sampai truck fuso. Dikampung kami bahan untuk membuat mobil itu mudah sekali kami dapatkan yaitu dengan menggunakan  batang daun Rumbia yang tebal dan sudah kering lalu dipotong-potong seperti papan kecil dan baru diolah dirakit menjadi sebuah mobil yang diinginkan lalu kami mainkan bersama-sama dengan cara didorong menggunakan kayu. Dengan cara seperti ini, secara tidak langsung alam telah mengajarkan kami dimasa kecil dulu untuk menjadi anak yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

3. Petak Umpet
Permainan Masa Kecil
google Gambar
Permaian ini dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi kucing yang berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi.  Si kucing nantinya akan menutup mata dan berhitung sampai waktu yang telah disepakati. Biasanya kami dulu sampai hitungan ke-10 sambil menghadap tembok, pohon atau apa saja untuk supaya dia tidak melihat teman-temannya yang sedang bersembunyi. Setelah hitungan selesai, mulailah sikucing beraksi untuk menemukan teman-temannya. Untuk meminimalisir kecurangan biasanya kami menutup mata sikucing dengan kain supaya dia tidak bisa mengintip. Area persembunyian pun kami batasi sesuai dengan kesepakatan. Rupanya. Lobi, negoisasi, kerja sama dan musyawarah sudah diajarkan oleh alam sejak kita kecil dulu namun kita sendiri tidak menyadarinya.

4. Taplak
Taplak
www.indonesiadalamtulisan.com
Dalam permaianan ini dapat digunakan berbagai media untuk menggambar arena yang akan digunakan untuk bermain, apa saja, yang penting pola arenanya bisa terbentuk. Biasanya kami menggunakan kapur atau pecahan batu-bata untuk menggambar arena tersebut. Arena berbentuk kotak-kotak, ada satu kotak dan kotak yang terbagi dua dengan gambar setengah lingkaran pada bagian atas yang menyerupai gunung. Biasanya permaianan taplak ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan namun anak laki-laki juga bayak yang memainkannya. 

5. Kelereng 
smzshoppe.blogspot.com
Kelereng merupakan permaian yang sedikit mahal dimasa kecil saya dulu karena biji kelereng harus diperoleh dengan membeli. Terkadang kami membawa kelereng tersebut ke sekolah, dan main ketika jam istirahat atau setelah pulang sekolah. Siapa yang paling hebat dalam bermain maka dia akan mendapatkan hadiah beberapa kelereng dari peserta yang main tadi. Seperti bermain taruhan, namun hanya sebagai penyemangat atau hadiah. 

6. Sorong Ban
Permainan masa kecil
www.berbagaireviews.com
Ban bekas sepeda atau motor yang tidak terpakai lagi kami gunakan untuk bermain sorong ban ini. Cara permainannya adalah dengan menggelindingkan ban tersebut, kemudian memukulnya dengan kayu untuk menjaga agar tetap berjalan menggelinding. Anak sebagai jokinya berlari mengendalikan di belakangnya. Permainan ini biasa kami perlombakan dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah kecil yang ada disekitar kami sesuai dengan kesepakatan. Permainan ini tergolong seru. 

Pokoknya banyak sekali permaianan masa kecil dulu, sulit untuk disebutkan satu persatu. Bermain di alam terbuka mengasah kepekaan anak akan pentingnya kerjasama dengan temannya. Ajang sosialisasi mengenal arti pertemanan. Pastinya permainan masa kecil dulu sangat menyenangkan. 

Sudah sepatutnya permainan tradisional ini mulai kita kenalkan kembali kepada anak-anak, karena selain untuk melestarikan permainan tradisional juga anak-anak lebih sehat dalam bermain. Permainan tradisional akan membuat anak lebih banyak bergerak dan banyak berinteraksi yang akan membuat anak lebih sehat dan mudah bergaul. Meskipun anak harus mengikuti perkembangan jaman namun cobalah untuk mengenalkan permaian tradisional tersebut. 

Permainan tradisional merupakan suatu budaya yang harus turun-temurun kita wariskan kepada penerus kita. Jangan sampai budaya tersebut hilang tergerus arus teknologi. Permainan Tradisional merupakan warisan budaya yang dapat dengan mudah kita pertahankan asal ada kemauan untuk mengembangkan juga memperkenalkannya ke anak-anak sejak dini, agar mereka tahu permainan apa saja yang dalam kenyataan dahulu permainan tersebut menjadi permainan favorit, namun kini telah hilang bahkan untuk mengetahui cara bermainnya saja tidak ada sarana yang dapat memperkenalkannya.

[M. Darmansyah Hasi]

Previous
« Prev Post

1 komentar: