Home » , » Jika ke Pidie, Mampirlah ke Pasar Ie Leubeue dan Cicipi Ade di Sana

Jika ke Pidie, Mampirlah ke Pasar Ie Leubeue dan Cicipi Ade di Sana

Ade Kembang Tanjong
Kuliner Khas di Pasar Ie Leubeue Kembang Tanjong
Sejak 25 tahun menetap di Amerika, pada tahun 1976 untuk pertama kalinya Deklarator Gerakan Aceh Merdeka Hasan Tiro pulang ke Aceh. Hari itu ia tiba di Pelabuhan Kuala Tari, Pasi Lhok, Sebuah desa nelayan di Kecamatan Kembang Tanjong. Tempat ini menjadi satu-satunya lokasi paling aman sebagai jalur keluar masuk antar negara. Untuk menuju lokasi ini hanya ada satu jalan dan itu adalah satu-satunya sehingga tempat ini dianggap paling aman. 

Tidak Jauh dari Kuala Tari, ada sebuah kampung yaitu Ie Leubeue. Kampung ini sangat terkenal dengan pasar Ie Leubeue. Pasar Ie Leubeue masih tergolong sangat tradisioanal dengan bangunan yang kebanyakan terbuat dari kayu bahkan kelihatan umurnya sudah sangat tua. Pasar ini terletak di tengah-tengah perkampungan pesisir kawasan paling sudut barat-laut Kecamatan Kembang Tanjong, yaitu berjarak empat kilometer ke arah utara dari pusat pasar kecamatan atau tujuh belas kilometer ke arah timur dari Kota Sigli.

Menariknya di pasar Ie Leubeue ini selalu ramai di pagi hari, mulai setelah Subuh sampai pukul sepuluh. Berbagai aktivitas jual-beli masyarakat dilakukan di sini. Jika ingin membeli ikan segar maka datanglah ke tempat ini saat pagi. Aktivitas jual beli di pasar ini sangat beragam mulai dari ikan segar, dan aneka makanan seperti nasi, lontong, dan kue seperti putu, bengkang, dan paling terkenal adalah ade. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Ade Ie Leubeue namun masyarakat luar Kembang Tanjong sering menyebutnya Ade Kembang Tanjong.

Di pasar Ie Leubeue ini kurang lebih ada empat warung kopi yang masih jauh dari kemodernan, bagaimana tidak, untuk bisa mencicipi kopi telur kocok atau kupi boh manok kita harus menunggu lumayan lama. Warung kopi di pasar Ie Leubeue sangat menjaga ciri khasnya yaitu kupi boh manok, dimana sebelum dicampur dengan kopi, merah telur dikocok terlebih dahulu dan uniknya prosesnya dilakukan secara manual tidak menggunakan mesin mixer seperti warung kopi modern. Ada orang khusus yang memang bertugas mengocok boh manok ini.  

Seperti biasanya kopi telur kocok, ade dan putu menjadi menu pilihan setiap pengunjung. Pasar ini sangat ramai ketika hari raya, karena semua pemuda yang pulang dari perantauan pasti mengunjungi tempat ini dan tidak hanya penduduk setempat bahkan penduduk dari kecamatan lain pun ikut menkmati kuliner khas yang bernuansa tradisional terbut.

[30 Januri 2016]

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar