Home » , , » Apa Kabar Dunia Pendidikan Kita?

Apa Kabar Dunia Pendidikan Kita?

Ulang Tahun PGRI 2015
Kegiatan Belajar Mengajar [Dok Pribadi]
Akhir-akhir ini siswa sudah sangat brutal, coba lihat pemberitaan di media-media. Siswa ugal-ugalan di jalan, tawuran, menggunakan narkoba, sek bebas dan tidak jujur. Miris bukan?. Teori mana yang mampu menjelaskan sebab-musabab penyimpangan moral seperti itu? Bayangkan, mereka adalah anak-anak bangsa tercinta yang pada tahun 2045 nanti akan menjadi dewasa, merekalah yang akan memimpin negara ini. Apakah anak-anak seperti ini yang dipersiapkan sebagai kado ulang tahun emas Indonesia?.

Mari kita berkaca pada pendidikan masa lampau. Bagaimana para guru mendidik siswanya, bagaimana peran orang tua dan masyarakat pada masa itu. Padahal dunia pendidikan dulu tidaklah sehebat sekarang dengan media dan teknologi jauh lebih canggih. Karakter anak-anak pada masa dulu jauh lebih berakhlak dibandingkan anak-anak sekarang. Pendidikan keraslah yang menyebabkan mereka mempunyai karakter baik.

Dulu, ketika belum ada embel-embel HAM, anak-anak yang melakukan kesalahan yang melewati batas akan dipukul oleh gurunya sehingga menjadi efek jera dan mereka tidak akan mengulang kesalahannya lagi, jika anak itu mengadu kepada orang tuanya maka orang tua ikut memarahi bahkan memukul anaknya karena sudah melakukan kesalahan. Coba anak-anak sekarang, kalau dipukul oleh guru sedikit saja, maka siap-siap dinginnya jeruji besi akan menanti guru tersebut. 

Bagaimana rumus pendidikan karakter sebenarnya? Pendidikan karakter yang bisa membuat siswa memiliki karakter baik. Apakah ada? Jangan-jangan hanya teori saja dan sulit untuk diterapkan. Barangkali ada, yaitu pendidikan ramah anak, pendidikan cinta dan kasih sayang. Namun hati-hati juga, pendidikan ramah anak akan membuat anak besar kepala dan semena-mena karena mereka tidak takut dengan gurunnya. Lagi-lagi  ini soal karakter. Lalu kesalahannya dimana?.
******
GURU
Guru profesional adalah guru yang mampu mendidik siswanya menjadi generasi yang mampu bersaing dan memiliki moral yang baik, seorang guru hendaknya memiliki prilaku yang baik yang mampu menjadi tauladan yang patut diikuti oleh siswanya. Keprofesionalitas seorang guru sangat penting bagi siswa karena guru mempunyai tugas yang sangat berat dalam mendidik, mengarahkan dan memotivasi para siswa untuk menjadi siswa yang luar biasa dan bermoral. 

Guru adalah pendidik sejati dengan tugas pokoknya yaitu mengajar, mendidik, melatih, membimbing dan mengarahkan. Sebelum sang guru memperbaiki karakter para siswanya maka para guru harus terlebih dahulu memperbaiki karakter mereka sendiri. Karakter malas, karakter korup dan karakter tidak menghargai orang lain harus jauh-jauh dibuang dan beralih kepada karakter yang patut untuk ditiru oleh para siswanya yaitu karakter seorang guru sejati. 

DOSEN
Jika siswa bodoh, siapa yang disalahkan? Semua orang akan menjawab “Guru”. Jika guru bodoh, siapa yang disalahkan? Banyak orang akan menjawab “system pendidikan”. Terlalu jauh menyalahkan system pendidikan karena system telah didesain sedemikian rupa dengan berbagai kajian dari  hasil penelitian. Kenapa tidak ada yang menyalahkan “Dosen”? Apakah dosen makhluk paling suci yang tidak bisa disalahkan?. Siswa di sekolah belajar dengan guru, guru belajarnya dengan dosen bukan dengan hantu. Dosenlah yang harus disalahkan, kenapa tidak berhasil mendidik para guru untuk bisa hebat dan profesional?.

Kita semua merindukan dosen yang mau menjadi seperti guru, ikhlas dan mau membagi ilmu tanpa dibayar,menginspirasi dan mampu menggerakkan. Ilmu itu tidak semata-mata karena uang. Kita merindukan dosen-dosen yang update dan berpikir maju. Kita merindukan dosen yang berjiwa organisasi yang bisa menjadikan mahasiswanya sebagai insan yang siap pakai dalam semua kondisi. Kita merindukan dosen yang tidak berorientasi pada nilai/hasil semata dengan mengenyampingkan proses. Dosen yang tidak mau dikritik silahkan masuk ke tong sampah karena tempatnya bukanlah di kampus tapi di tempat pembuangan. 

KORUPSI
Korupsi adalah karakter yang tidak boleh dimaafkan. Korupsi kerap terjadi di kalangan pemerintahan yang mempunyai dana besar sehingga membuat tergiur mereka yang berhati busuk untuk mencuri uang negara. Belakangan ini korupsi tidak hanya terjadi di lembaga pemerintahan saja namun sudah mulai merambah pada lembaga suci seperi sekolah dan kampus. Miris bukan?. Padahal lembaga pendidikan adalah benteng terakhir untuk memberantas korupsi. Jika lembaga pendidikan saja sudah melakukan korupsi lalu lembaga mana lagi yang harus kita percayai?.

Kampus yang seharusnya mendidik para mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang berkarakter justeru mempertontonkan perilaku yang tidak pantas. Bagaimana para mahasiswa bisa meneladani para guru mereka yang bermental murahan seperti itu. Jika aktivitas korupsi di kampus tidak segera diakhiri maka siapa yang akan membersihkan korupsi di negara kita ini?. 

KOMITMEN MEMAJUKAN
Pendidikan di Negara kita akan tumbuh berkembang seperti negara-negara maju jika ada niat baik dari semua pihak untuk memajukannya. Kalau niat baik tidak ada dan selalu mentok karena uang maka kiamatlah dunia pendidikan kita. Banyak pihak yang memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan yang cerdas dan memberikan dampak perubahan yang singnifikan terhadap dunia pendidikan justeru tidak berani karena alasan tidak ada dana, peraturannya tidak boleh, ini, itu dan banyak alasan lainnya. Padahal kalau kita mau jujur, kendalanya cuma pada niat dan komitmen untuk memajukan pendidikan tidak ada.

Benang merah semua persoalan pendidikan kita ada pada karakter. Yaitu karakter pemerintah, Guru/dosen, masyarakat dan siswa. Jika semua komponen ini mau introfeksi diri, berpikir maju, dan saling membantu bahu-membahu untuk memajukan pendidikan dengan penuh cinta, maka Insya Allah, dunia pendidikan kita akan sangat luar biasa. Anak-anak luar biasa yang akan memimpin Indonesia kelak. 

Selamat Hari Guru 2015.

[Kuta Lawah, 25 November 2015]

Previous
« Prev Post

1 komentar:

  1. Salahkan Belanda, berbeda dengan negera bekas penjajahan Inggris. :D

    BalasHapus